"Poinnya konsistensi. Kepolisian harusnya konsisten selesaikan masalah penyalahgunaan wewenang, kemudian praktik kesewenang-wenangan, brutalitas, represif yang masih terjadi," kata Wakil Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Arif Maulana, Selasa, 4 Maret 2025.
Arif menyebut, apa yang terjadi saat ini merupakan puncak gunung es dari
superpower-nya institusi Polri.
Salah satu yang paling disorot baru-baru ini adalah intimidasi oknum terhadap grup band asal Purbalingga, Sukatani. Bahkan band ini terpaksa menarik lagu
bayar bayar bayar mereka dari
platform streaming karena terlalu keras mengkritik Polri.
Ujungnya, tawaran Kapolri kepada Band Sukatani sebagai Duta Polisi ditolak.
"Kami jadi bertanya kembali ya, kenapa kepolisian menawarkan Sukatani yang menjadi korban intimidasi menjadi duta? Untuk apa? Apakah ini upaya menyelesaikan persoalan yang kemudian menjadikan kasus Sukatani rame? Sepertinya itu tidak cukup," jelas Arif.
Menurut Arif, ada persoalan utama di internal Polri yang seolah dikaburkan melalui polemik Band Sukatani.
"Kalau kami pikir problemnya hari ini perlu dilakukan telaah dan kolaborasi semua pihak berdasarkan berbagai kasus yang terjadi, bahwa ada kewenangan yang begitu besar di kepolisian, tapi pengawasannya masih minim sekali," kritik Arif.
"Polri yang selalu terbuka dan transparan dalam menghadapi kritikan diharapkan dapat terus menjaga kepercayaan masyarakat," tutupnya.
BERITA TERKAIT: