“Integritas lembaga Kejaksaan yang merupakan garda terdepan penegakan hukum ternoda dan patut menjadi perhatian bersama. Kasus tangkap tangan ini menunjukkan bahwa tindakan pembersihan korupsi masih menjadi tugas berat,” kata pengamat politik kebijakan publik Universitas Indonesia, Vishnu Juwono, Sabtu (18/11).
Kasus tangkap tangan ini juga menjadi titik kritis bahwa reformasi penegakan hukum perlu diperkuat.
Sebab jauh sebelum tangkap tangan Kajari Bondowoso, kasus korupsi sudah bukan hal baru menjerat para jaksa. Salah satu yang cukup menyorot perhatian adalah kasus suap Jaksa Pinangki dari terpidana hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra.
Bahkan secara beruntun, kasus korupsi juga menimpa lembaga pengawas, seperti BPK hingga lembaga eksekutif Kemenkumham, yang turut mengawasi keberlanjutan integritas lembaga penegak hukum.
“Ini menunjukkan perlunya evaluasi mendalam terhadap sistem internal untuk memastikan keberlanjutan reformasi Kejaksaan. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan pembentukan Tim Khusus Pelaksanaan Reformasi Kejaksaan melibatkan tokoh independen," tandasnya.
BERITA TERKAIT: