Kegiatan ini digelar sejak tanggal 29 November hingga puncak Hari HAM tanggal 10 Desember.
"Bentuk kegiatan komunitas kampung HAM mulai dari nonton bareng film HAM, konvoi, penyuluhan HAM, diskusi kampung, dan bentuk lainnya," ujar Ketua Pelaksana Peringatan Hari HAM, Johanes Gea, dalam keterangan yang diterima redaksi.
Disebutkan ada 22 komunitas kampung HAM yang terlibat dalam kegiatan ini. Ke-22 komunitas kampung HAM itu adalah kelompok pengamen Cipulir, warga Tambun, nelayan Ujung Kulon, warga Cipayung, warga Rumpin, warga Kebon Sayur, warga Cina Benteng, pedagang Stasiun Kereta Api Jabodetabek (Perpustabek) di Duri, warga Muara Bahari, warga Karet Tengsin, warga Kali Sekretaris, siswa/siswi SMK Poncol, warga Kali Mampang, warga Bongkaran, buruh Nurmi dkk, Ahmadiyah Bekasi, Serikat Pekerja Nasional Bekasi, Serikat Buruh Panarub, Serikat Pekerja Kereta Api Jakarta (SPKAJ), dan AMPUH Cibinong.
Gea juga mengatakan pada kegiatan puncak Hari HAM di LBH Jakarta pihaknya akan mengundang perwakilan komunitas kampung HAM. Juga akan diputar film
Senyap bersama Joshua Oppenheimer, dan penganugrahan LBH Jakarta Award kepada korban pelanggaran HAM yang selama ini menjadi klien LBH Jakarta.
Gea menambahkan, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak tahu bahwa Deklarasi Universal HAM yang dirumuskan pada 10 Desember 1948 juga berlaku di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam UUD 1945 dan UU 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia.
"Tentunya negara Indonesia sejak dahulu hingga saat ini masih dalam proses jatuh bangun dalam menjamin, melindungi dan menegakkan HAM tiap-tiap warga negaranya. Maka dari itu, sangatlah penting HAM tersebut diperingati, agar negara maupun masyarakat berefleksi mengenai penegakan HAM dan perbaikannya pada masa mendatang," demikian Gea.
[dem]
BERITA TERKAIT: