Gemas: Bambang Widjojanto Tak Layak Jadi Pimpinan KPK

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 07 November 2014, 14:17 WIB
Gemas: Bambang Widjojanto Tak Layak Jadi Pimpinan KPK
Bambang Widjojanto/rmol
rmol news logo . Bambang Widjojanto tak layak menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Wakil Ketua KPK yang membidangi penindakan itu harus diberhentikan lantaran diduga terkait dengan perkara penanganan Pilkada Kotawaringin Barat.

"KPK harusnya malu dengan slogan 'berani jujur itu hebat'. Sebab, pimpinannya saja tidak jujur," seru Ali Ramdhoni di depan Kantor KPK Jakarta, Kamis (7/11).

Ali datang tak sendirian. Dia bersama puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Anti Korupsi (Gemas). Adapun Ali merupakan koordinator aksi di barisan massa itu.

Alasan lainnya, track record alias rekam jejak Bambang selama menjadi pengacara dinilai tak bersih. Apalagi belakangan, kasus korupsi yang ditangani KPK berkaitan dengan Bambang.

"Pilkada kota Waringin Barat dan Tapanuli Tengah, pengacara LPS sehingga terjadinya bailout Bank Century," beber Ali.

Ada juga kasus 30 kontainer Blackberry. Di kasus itu, Jhonny Abbas selaku terdakwa divonis bebas, dan BW sapaan akrab Bambang adalah pengacaranya.

"Untuk itu kami mendesak KPK untuk setidaknya menonaktifkan Bambang dari jabatan pimpinan. Meminta DPR yang baru juga presiden yang baru agar menindaklanjuti desakan kami," terangnya.

Ali dalam kesempatan ini juga menyerukan agar DPR bisa mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera memberhentikan atau minimal menonaktifkan BW dari jabatannya.

"Bersihkan KPK dari oknum korup dan tegakkan supremasi hukum untuk Indonesia bangkit dan hebat," terang Ali.

Di akhir aksinya, para massa aksi menyerahkan sapu lidi ke perwakilan KPK. Ali mengatakan, sapu lidi tersebut diberikan ke KPK guna membersihkan oknum korup. Setelah sapu lidi tersebut diterima, para massa aksi lalu membubarkan barisannya.

Aksi ini berlangsung damai dan tak membuat lalu lintas Jalan HR Rasuna Said tersendat. Aksi ini juga mendapatkan pengawalan ketat dari polisi. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA