Sosiolog: Skandal JIS Bukti Ideologi Pasar Gagal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 20 April 2014, 15:32 WIB
rmol news logo Meningkatnya kasus pelecehan seksual terhadap anak, termasuk baru-baru ini terjadi di Taman Kanak-Kanak (TK) Jakarta International School (JIS), sudah sangat memprihatinkan. Sudah saatnya masyarakat dan pemerintah menyadari penerapan ideologi pasar dalam dunia pendidikan di Indonesia mesti disudahi.

"Pemerintah harus segera mengembalikan pendidikan kita kepada ideologi pasar, yakni Pancasila," tegas sosiolog Universitas Nasional Nia Elvina, di Jakarta, Minggu (20/5).

Kasus JIS, lanjut Nia, mematahkan tesis bahwa sekolah dengan bayaran mahal akan menjamin generasi Indonesia baik secara intelektualitas maupun moralitas.

"Janji yang diberikan oleh 'pasar' ternyata tidak terbukti, dan hanya tampilan eksklusifitas yang masyarakat dapatkan. Oleh karena itu, masyarakat harus segera menyadari akan dampak hal ini,"  jelas anggota Kelompok Studi Perdesaan Universitas Indonesia ini.

Jika dikaji secara mendalam, kata dia, fenomena seperti itu akan bisa diminimalisir atau malah dieliminasi ketika nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam ranah pendidikan. Misalkan, sila pertama Pancasila saja yang dijadikan rujukan untuk menganalisis fenomena ini.

"Tentu guru akan bertindak sesuai nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Tugas sebagai guru dianggap amanah dan sekaligus ibadah, sehingga guru harus bertindak jujur dan mendidik murid dengan sungguh-sungguh serta penuh dedikasi," katanya.

Kemudian, rekruitmen guru-guru pun akan terhindar dari praktik korupsi dan nepotisme.Para guru pun akan sangat sadar akan peran mereka untuk menciptakan generasi Indonesia yang susila dan demokratis.

"Saya kira pemerintah harus segera mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam dunia pendidikan kita. Moralitas itu sebenarnya yang utama. Mencetak generasi-generasi sebatas pekerja yang ditawarkan sistem pasar yang selama ini kita terapkan harus segera dilenyapkan," katanya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA