
. Penembakan maut oleh oknum Provost Markas Komando Brigade Mobil Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Briptu H alias W terhadap seorang satpam, Bachrudin akibat kurangnya disiplin anggota dan kurangnya pengawasan dari atasan.
"Peluru keluar untuk hal-hal yang sepele. Brimob kan tinggal di markas. Semestinya keluar markas harus juga terpantau aktivitasnya," ujar Anggota Komisi III DPR, Gede Pasek Suardika saat dihubungi wartawan, Rabu (6/11).
Menurutnya, pengawasan internal Brimob sangat lemah. Seharusnya ada sistem yang tegas untuk memantau setiap anggota yang ada di dalam atau di luar markas, karena kesatuan Brimob diatur secara khusus.
Kalau benar Briptu W sedang mabuk saat meghabisi nyawa Bachrudin, maka asumsinya dia sering keluar masuk markas.
"Kalau sudah bahasanya suka mabuk, berarti kan dilakukan beberapa kali. Kok dibiarkan apalagi dengan membawa senjata," terang politisi Demokrat ini. [rus]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: