Natal Sunyi di Betlehem, Perang Gaza Bayangi Kota Kelahiran Yesus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 25 Desember 2025, 07:00 WIB
Natal Sunyi di Betlehem, Perang Gaza Bayangi Kota Kelahiran Yesus
Scouts parade melewati Betlehem pada malam Natal (Tangkapan layar RMOL dari YouTube AFP)
rmol news logo Perayaan Natal di Betlehem tahun ini kembali berlangsung muram. Bayang-bayang perang di Gaza membuat kota suci itu jauh dari suasana meriah yang biasanya dipenuhi dekorasi, turis, dan peziarah. 

Dikutip dari AFP, Kamis 25 Desember 2025, untuk tahun kedua berturut-turut, Alun-alun Manger yang jadi jantung Betlehem terlihat lengang. Pasukan keamanan Palestina berjaga di sekitar Gereja Kelahiran Yesus. Pohon Natal besar yang biasanya menjadi pusat perhatian tidak dipasang. 

Pemerintah kota sengaja membatasi perayaan sebagai bentuk empati atas penderitaan yang masih berlangsung. 

“Tahun ini kami membatasi kegembiraan kami,” ujar Wali Kota Betlehem, Anton Salman, seraya menegaskan fokus diarahkan pada doa dan refleksi, bukan pesta. 

Misa dan doa tetap digelar, termasuk misa tengah malam, namun suasananya lebih khidmat. Bagi banyak umat Kristen setempat, doa menjadi tempat berlindung. “Natal adalah perayaan iman, kami berdoa agar penderitaan ini berakhir,” kata Salman.

Dampak perang terasa berat bagi ekonomi lokal. Pedagang yang biasanya mengandalkan kunjungan wisatawan hampir tak mendapat pembeli. Mohammad Awad, penjual kopi yang sudah puluhan tahun berjualan di dekat Gereja Kelahiran, mengeluh, “Dulu ramai, sekarang hampir tak ada orang.”

Meski Betlehem relatif tenang dibanding wilayah lain di Tepi Barat, kekerasan meningkat sejak perang Gaza meletus. Wisatawan asing berhenti datang, dan pembatasan pergerakan membuat warga Palestina sulit berkunjung. 

Beberapa peziarah tetap datang, namun jumlahnya sangat sedikit. Seorang wisatawan Jerman, Christiana von der Tann, menggambarkan suasana kontras itu. Akses ke gereja memang lebih mudah karena sepi, tetapi ia menyebut situasinya menyedihkan bagi warga setempat yang kehilangan penghasilan. 

“Anda tidak lupa bahwa ini negara yang sedang berperang,” ujarnya.rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA