Peristiwa terjadi ketika pembawa acara dari Radio Televisyen Malaysia (RTM) salah menyebut nama Presiden Indonesia sebagai “Joko Widodo”, padahal kepala negara saat ini adalah Prabowo Subianto.
Insiden tersebut sempat terekam jelas dalam siaran nasional RTM dan mendapat perhatian luas dari publik di kedua negara.
Menanggapi hal itu, ISWAMI menyatakan keyakinannya bahwa media di Indonesia dan Malaysia memiliki peran penting dalam menjaga hubungan baik antarnegara sahabat.
ISWAMI menilai pentingnya kontrol redaksi dan pengecekan fakta yang lebih ketat, terutama dalam peliputan acara kenegaraan dan forum internasional.
"ISWAMI yakin bahwa semua pihak yang terkait dengan redaksi akan terus memperkuat kontrol redaksi dan pengecekan fakta untuk memastikan setiap informasi yang disajikan akurat dan berintegritas, menurut pernyataan tersebut," demikian bunyi pernyataan resmi ISWAMI.
ISWAMI juga menyerukan agar insiden ini dijadikan momentum refleksi bagi semua praktisi media di kawasan ASEAN.
“ISWAMI juga menyerukan agar insiden ini dijadikan pelajaran bagi para praktisi media agar lebih berhati-hati, terutama dalam peliputan acara resmi internasional,” tambahnya.
Pihak RTM menyampaikan permintaan maaf dan menegaskan telah mengambil langkah korektif dan meninjau ulang prosedur siaran langsung agar insiden serupa tidak terulang.
Acara tetap berjalan lancar dengan Presiden Prabowo Subianto yang menunjukkan sikap tenang meski terdapat kesalahan dalam penyebutan namanya.
BERITA TERKAIT: