Melansir
Reuters, massa yang mengamuk kemudian melakukan pembakaran barikade hingga terjadi bentrokan dengan aparat keamanan.
Gelombang demo ini merupakan buntut kebijakan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berencana melakukan pemangkasan belanja negara.
Kementerian Dalam Negeri memperkirakan hampir 200.000 orang berpartisipasi dalam unjuk rasa tersebut.
Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau mengatakan, kaum muda “sangat terwakili” dalam aksi protes yang ia tuding telah dibajak oleh kelompok kiri radikal dan ultra-kiri.
Retailleau menegaskan bahwa meskipun terdapat sangat banyak upaya untuk melumpuhkan negara, para pemblokir tidak berhasil memblokir Prancis.
Menurut data resmi, terdapat total 812 aksi protes di seluruh negeri.
Di ibu kota Paris, bentrokan terjadi di beberapa lokasi strategis termasuk Porte d’Aubervilliers, sekolah menengah atas, dan stasiun kereta Gare du Nord.
Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa, sementara beberapa tempat sampah dibakar.
Di kawasan pusat kota Chatelet, sebuah bangunan terbakar, yang memicu intervensi besar dari pemadam kebakaran.
Pusat perbelanjaan Forum des Halles di jantung kota Paris juga ditutup setelah muncul seruan penjarahan saat para demonstran bergerak menuju lokasi tersebut.
Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil juga mengumumkan adanya gangguan lalu lintas udara di bandara Marseille, Nice, Bastia, Ajaccio, Figari, dan Calvi, dengan penundaan dan pembatalan penerbangan yang diperkirakan terjadi sepanjang hari.
BERITA TERKAIT: