Dalam sebuah surat yang dipublikasikan Rabu, 27 Agustus 2025, Macron menegaskan bahwa isu antisemitisme tidak boleh dijadikan alat politik.
“Tuduhan tidak bertindak menghadapi sebuah momok yang kami lawan dengan segala daya kami adalah tidak dapat diterima dan merupakan penghinaan terhadap Prancis secara keseluruhan,” tulis Macron dalam suratnya kepada Netanyahu, seperti dikutip dari AFP.
"Perjuangan melawan antisemitisme tidak boleh dipersenjatai dan tidak akan menjadi bahan pertentangan antara Israel dan Prancis," kata dia lagi.
Macron dalam jawabannya juga menyentil operasi militer Israel di Gaza. Ia mendesak agar perang segera diakhiri karena hanya menimbulkan penderitaan panjang.
“Saya dengan sungguh-sungguh menyerukan agar Anda menghentikan perlombaan putus asa dari perang permanen yang ilegal dan mematikan di Gaza. Perang itu merusak martabat negara Anda dan menempatkan rakyat Anda dalam jalan buntu," tulis Macron.
Surat ini muncul setelah Netanyahu sebelumnya mengirim surat pada pertengahan Agustus, menuding janji Macron untuk mengakui negara Palestina sebagai pemicu meningkatnya antisemitisme di Prancis.
“Seruan Anda untuk negara Palestina hanya menambah bahan bakar pada api antisemitisme. Itu bukan diplomasi, melainkan bentuk pemuasan terhadap Hamas yang sedang kami perangi di Gaza," tulis Netanyahu.
Ketegangan diplomatik terkait isu antisemitisme tak hanya terjadi antara Israel dan Prancis.
Amerika Serikat juga sempat berseteru dengan Paris setelah Duta Besar AS untuk Prancis, Charles Kushner, menuding pemerintah Macron tidak cukup bertindak.
Kementerian Luar Negeri Prancis kemudian memanggil perwakilan Kedutaan AS untuk meminta klarifikasi, dan menyebut tuduhan tersebut tidak dapat diterima.
BERITA TERKAIT: