Pasalnya, rencana itu tidak hanya diumumkan secara terbuka, tetapi ia menindaklanjutinya dengan akan melakukan kunjungan ke Gaza dan sejumlah negara Timur Tengah.
Dalam sebuah pernyataan, Trump mengatakan destinasi lawatan Timur Tengah mencakup Israel, Gaza, Arab Saudi, dan beberapa lokasi lainnya.
“Saya mencintai Israel. Saya akan berkunjung ke sana, dan saya akan mengunjungi Gaza, dan saya akan mengunjungi Arab Saudi, serta tempat-tempat lain di seluruh Timur Tengah,” ujar Trump, seperti dimuat
Anadolu Ajansi pada Kamis, 6 Februari 2025.
Trump juga menyinggung kebijakan AS di Timur Tengah dalam beberapa dekade terakhir. Menurutnya sistem pemerintahan yang buruk membuat konflik militer di sana tidak kunjung selesai.
"Saya pikir banyak kepemimpinan yang buruk telah terjadi di Timur Tengah yang memungkinkan hal ini terjadi. Itu benar-benar mengerikan,” kata dia.
Trump sebelumnya menerima kunjungan Netanyahu di Gedung Putih pada Rabu, 5 Februari 2025.
Dalam konferensi pers bersama, Trump mengemukakan rencana kontroversial mengenai Jalur Gaza. Ia menyatakan bahwa AS akan mengambil alih wilayah tersebut dan mengubahnya menjadi “Riviera Timur Tengah.”
Pernyataan ini muncul tidak lama setelah ia menyarankan relokasi permanen warga Palestina di luar Gaza, yang menuai kecaman karena dianggap sebagai bentuk pembersihan etnis.
Rencana kunjungan Trump ke Timur Tengah diperkirakan akan memicu berbagai reaksi dari komunitas internasional, terutama mengingat ketegangan yang masih berlangsung di kawasan tersebut.
BERITA TERKAIT: