Juru bicara Mining Affected Communities United in Action Group, Sabelo Mnguni mengatakan sekitar 100 penambang tewas setelah terjebak di bawah tanah selama berbulan-bulan.
Kondisi para penambang tewas diketahui dari ponsel yang berhasil dibawa oleh beberapa penambang yang selamat.
"Dua video memperlihatkan puluhan jenazah di bawah tanah yang dibungkus plastik," ungkap Mnguni, seperti dimuat
VOA Mereka diduga meninggal karena kelaparan atau dehidrasi, kata Mnguni. Sementara itu baru 18 jenazah yang dibawa keluar sejak hari Jumat, 10 Januari 2025.
Juru bicara polisi Brigadir Jenderal Sebata Mokgwabone mengatakan mereka masih memverifikasi informasi tentang berapa banyak jenazah yang telah ditemukan dan berapa banyak korban selamat yang dibawa keluar setelah memulai operasi penyelamatan baru awal pekan ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: