Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tiongkok Dituding Kendalikan Panchen Lama Ke-11 Versi Beijing

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jonris-purba-1'>JONRIS PURBA</a>
LAPORAN: JONRIS PURBA
  • Rabu, 08 Januari 2025, 03:30 WIB
Tiongkok Dituding Kendalikan Panchen Lama Ke-11 Versi Beijing
Panchen Lama ke-11, Gyaltsen Norbu, dalam pertemuan dengan Presiden Xi Jinping, 25 Februari 2017./SCMP
rmol news logo Peran Tiongkok di balik Panchen Lama ke-11, Gyaltsen Norbu tengah menjadi sorotan. Gyaltsen Norbu yang juga dikenal sebagai Gyaincain Norbu atau Chökyi Gyalpo, lahir pada tanggal 13 Februari 1990 di Kabupaten Lhari, Daerah Otonomi Tibet (TAR). 

Pemerintah Tiongkok mengakuinya sebagai Panchen Lama ke-11meskipun pemerintah Tibet di pengasingan membantah hal itu. Sebaliknya, Tibet membaiat Gedhun Choekyi Nyima, anak laki-laki yang diakui oleh Dalai Lama ke-14, sebagai Panchen Lama yang sah.

Tiongkok telah menyelenggarakan kunjungan internasional untuk Gyaltsen Norbu, termasuk perjalanan ke Thailand dan Nepal. Kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan visibilitas dan penerimaannya di antara komunitas Buddha global. Tiongkok berharap bahwa dengan meningkatkan profil Gyaltsen Norbu, ia akan dapat memengaruhi proses suksesi Dalai Lama ke-14 dan mendukung kandidat pilihan Tiongkok untuk Dalai Lama ke-15.

Gyaltsen Norbu memegang posisi penting dalam Asosiasi Buddha Tiongkok (BAC), yang membantu dalam mempromosikan pengaruhnya. Ia menghabiskan masa kecilnya di Beijing, di mana ia dididik dengan cara Tiongkok. Ia kemudian pindah ke Biara Tashilhunpo di Shigatse untuk penobatannya pada tahun 1995. Selain memegang posisi penting dalam BAC, ia juga merupakan anggota Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok.

Pengangkatannya sebagai Panchen Lama dilakukan melalui pengundian Guci Emas, sebuah metode yang ditolak oleh pemerintah Tibet di pengasingan.

Adapun Gedhun Choekyi Nyima, yang dipilih oleh Dalai Lama ke-14, telah ditahan oleh pemerintah Tiongkok sejak tahun 1995 dan tidak terlihat lagi sejak saat itu.

Nepalaaja.com mencatat, meskipun Tiongkok berupaya untuk mempromosikannya, Gyaltsen Norbu belum memperoleh penerimaan luas di antara masyarakat Tibet, yang menganggapnya sebagai tokoh yang ditunjuk pemerintah yang tidak memiliki legitimasi agama.

Gyaltsen Norbu telah beberapa kali tampil di depan publik, termasuk menyampaikan pidato di konferensi-konferensi Buddha internasional. Akan tetapi, perannya sering kali dianggap sebagai alat politik untuk melemahkan otoritas Dalai Lama dan melegitimasi kendali Beijing atas Buddhisme Tibet.

Delegasi Tiongkok yang mendampingi Gyaltsen Norbu dalam kunjungan internasional ini meliputi pejabat dari Administrasi Negara Urusan Agama Tiongkok (SARA). Pejabat ini bertanggung jawab untuk mengawasi urusan agama di Tiongkok dan memastikan bahwa kebijakan pemerintah tentang agama dilaksanakan.

Sebagai organisasi pusat agama Buddha di Tiongkok, Perwakilan dari Asosiasi Buddha Tiongkok (BAC) memainkan peran penting dalam mengelola dan mempromosikan agama Buddha baik di dalam negeri maupun internasional. Kepala biara dari berbagai biara Tiongkok mewakili berbagai biara di seluruh Tiongkok dan berkontribusi pada pertukaran agama dan budaya selama kunjungan ini. rmol news logo article
EDITOR: JONRIS PURBA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA