Salah satu unggahan Trump di platform Truth Social pada Rabu, 25 Desember 2024, menunjukkan ucapan selamat Natal kepada para penganut radikal kiri yang menurutnya telah gila.
"Selamat Natal untuk Para Penganut Radikal Kiri yang Gila, yang terus-menerus berusaha menghalangi Sistem Pengadilan dan Pemilu kita," tulisnya, seperti dimuat
Associated Press.
Trump kemudian menerbitkan pesan "Selamat Natal" yang lebih panjang, berisi tuduhannya terhadap tentara Tiongkok yang mengoperasikan Terusan Panama, dan mengkritik Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden AS Biden, dan Partai Demokrat.
"Mereka tahu bahwa satu-satunya kesempatan mereka untuk bertahan hidup adalah mendapatkan pengampunan dari seorang pria yang sama sekali tidak tahu apa yang sedang dilakukannya," tulisnya merujuk pada keputusan Biden mengampuni puluhan narapidana hukuman mati.
"Juga, kepada Gubernur Justin Trudeau dari Kanada, yang Pajak Warga Negaranya terlalu tinggi, tetapi jika Kanada menjadi Negara Bagian ke-51 kita, Pajak mereka akan dipotong lebih dari 60 persen," kata Trump di unggahan selanjutnya.
Berbeda dengan Trump, Biden menyampaikan pesan yang lebih damai. Ia mendesak warga Amerika untuk merenung dan bersatu.
"Kita di Bumi ini untuk saling peduli, untuk saling mencintai. Terlalu sering kita melihat satu sama lain sebagai musuh, bukan sebagai tetangga, bukan sebagai sesama warga Amerika," kata di.
Biden mendorong warga Amerika untuk menemukan momen refleksi hening guna mengingatkan diri mereka untuk memperlakukan satu sama lain dengan bermartabat dan hormat.
"Untuk hidup dalam terang dan mengingat bahwa ada lebih banyak hal yang dapat dipersatukan daripada memecah belah warga Amerika. Kita benar-benar diberkati untuk hidup di negara ini," tambahnya.
BERITA TERKAIT: