Seorang anggota parlemen Korea Selatan, Lee Seong-kweun merujuk pada data badan intelijen nasional, menyebut sedikitnya 100 tentara Pyongyang tewas dan 1.000 lainnya terluka dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina.
"Ada laporan bahwa setidaknya ada 100 kematian dan yang terluka mendekati 1.000," kata Lee dalam sebuah pernyataan, seperti dimaut
Reuters pada Kamis, 18 Desember 2024.
Dijelaskan Lee, banyaknya korban jiwa di pihak tentara Korea Utara karena kurangnya pengalaman mereka di medan tempur.
"Kerugian besar tersebut disebabkan oleh kurangnya pengalaman pasukan Korea Utara dalam peperangan pesawat nirawak dan ketidaktahuan mereka terhadap medan terbuka tempat mereka bertempur," papar Lee.
Dia mengungkap data kerugian perang tersebut setelah menggelar rapat tertutup parlemen dan Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan.
Ada indikasi bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan pengerahan pasukan tambahan, kata Lee, termasuk intelijen dari pemimpin negara Kim Jong Un yang mengawasi pelatihan.
Menurut pejabat AS dan Korea Selatan, lebih dari 10.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan untuk membantu Rusia dalam perang tersebut.
Pyongyang juga telah mengirimkan lebih dari 10.000 kontainer berisi peluru artileri, roket anti-tank, serta howitzer mekanis dan peluncur roket.
Baik Korea Utara maupun Rusia belum secara resmi mengakui pengerahan pasukan atau pasokan senjata tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Pyongyang pada bulan Juni dan menandatangani perjanjian "kemitraan strategis komprehensif" dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang mencakup pakta pertahanan bersama.
Perjanjian tersebut memungkinan pengerahan pasukan dan berkewajiban membantu jika salah satu pihak terlibat perang.
BERITA TERKAIT: