Seorang juru bicara Meta mengatakan bahwa penutupan itu dilakukan guna mencegah Rusia menebarkan disinformasi dan mencampuri urusan negara lainnya.
"Setelah pertimbangan yang cermat, kami telah memperluas tindakan kami terhadap media pemerintah Rusia," ungkapnya kepada
AFP pada Selasa (17/9).
Outlet media Rusia seperti
Rossiya Segodnya, RT, dan entitas terkait saat ini telah dilarang menggunakan platform Meta secara global.
Keputusan ini menyusul pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Jumat (13/9) yang menyebut outlet media pemerintah Rusia
"RT" terlibat dalam aktivitas propaganda dan melabelinya sebagai "cabang" intelijen Rusia.
"Kami tahu bahwa
RT memiliki kemampuan siber dan telah terlibat dalam operasi pengaruh media rahasia dan pengadaan peralatan militer," kata Blinken, menyoroti aktivitas media itu di Moldova.
Pernyataan Blinken muncul setelah AS mengungkapkan serangkaian tindakan hukum dan sanksi yang menargetkan
RT, sebagai tanggapan atas dugaan campur tangan dalam pemilihan presiden AS.
Departemen Luar Negeri AS juga memberlakukan pembatasan visa pada grup media tempat
RT bernaung,
Rossiya Segodnya, bersama perusahaan afiliasi lainnya.
BERITA TERKAIT: