Direktur Afrika, Direktorat Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Dewi Justicia Meidiwaty pada Selasa (3/9) melaporkan bahwa Indonesia telah mencapai kesepakatan investasi di sektor energi dengan mitra-mitra Afrika sebesar 1,5 dolar AS atau sekitar Rp23 triliun.
Dijelaskan Meidiwaty, beberapa kesepakatan yang dicapai, antara lain, penandatanganan kontrak training antara PT. Pertamina Training & Consulting (PTC) dengan Petrofound Namibia yang akan dilakukan di Integrated Drilling Training Center (IDTC), Indonesia.
Dengan Tanzania, lanjutnya, PT Pertamina telah mendapatkan redistribusi 60 persen saham Wentworth Resources di Blok gas Mnazi Bay.
PT PLN juga telah melakukan kerja sama pengembangan energi panas bumi dengan Tanesco dan Tanzania Geothermal development Company/TGDC dengan target pengembangan sebesar 225 MW di Natron, Luhoi, dan Ngozi.
“Tanesco juga telah melakukan kunjungan ke PT PLN untuk gali lebih lanjut potensi pengembangan energi panas bumi di Indonesia,” ujar Meidiwaty.
Menurutnya, berbagai kesepakatan antara Indonesia-Tanzania juga merupakan hasil tindak lanjut kunjungan Presiden RI ke Tanzania pada 21-22 Agustus 2023 yang menghasilkan sejumlah komitmen kerja sama, khususnya di bidang energi.
Direktur Afrika Kemlu RI menyebut, selain BUMN sektor swasta juga berhasil meraih nilai investasi dengan Afrika, antara lain PT Energi Mega Persada (EMP) dengan Vutomi Energy melalui kerja sama komersialisasi Independent Power Plant (IPP) sebesar 500 megawatt.
Sejumlah kesepakatan di bidang energi semakin memperkuat kerja sama Indonesia-Afrika dalam mengamankan pasokan dan ketahanan energi di tengah kondisi geopolitik global yang tidak menentu.
“Ketahanan energi sangat penting bagi stabilitas dan pembangunan ekonomi, khususnya bagi Indonesia-Afrika,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: