Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kapal Tiongkok dan Filipina Kembali Bentrok di Laut China Selatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Senin, 26 Agustus 2024, 16:43 WIB
Kapal Tiongkok dan Filipina Kembali Bentrok di Laut China Selatan
Gambar menunjukkan bentrokan kapal China dan Filipina pada Minggu, 25 Agustus 2024/AP
rmol news logo Ketegangan maritim di Laut China Selatan (LCS) terus berlanjut dengan bentrokan yang kembali terjadi antara kapal Tiongkok dan Filipina.
HUT 79 RI

Dalam sebuah pernyataan, satuan tugas (Satgas) pemerintah Filipina menuduh kapal penjaga pantai Tiongkok sengaja menabrak dan menembakkan meriam air ke kapal milik Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan (BFAR), Datu Sanday Saat dalam perjalanan dari Half Moon Shoal ke Sabina Shoal, LCS pada Minggu (25/8).

Kapal itu mengangkut solar, makanan, dan pasokan medis untuk nelayan Filipina di Sabina Shoal.

"Datu Sanday menemui manuver agresif dan berbahaya dari delapan kapal maritim Republik Rakyat Tiongkok (RRT)," ungkap satgas tersebut, seperti dimuat The Diplomat pada Senin (26/8).

"Tindakan tidak profesional, agresif, dan ilegal ini menimbulkan risiko serius bagi keselamatan awak kapal Filipina dan nelayan yang seharusnya mereka layani," tambahnya.

Satgas Filipina kemudian merilis video insiden tersebut, yang tampaknya menunjukkan penggunaan meriam air dan dua tabrakan ke kapal Datu Sanday.

Tiongkok, yang mengklaim sebagian besar Kepulauan Spratly di bawah klaim maritim sembilan garis putus-putus yang luas, menuduh kapal Filipina bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Juru bicara penjaga pantai Tiongkok, Gan Yu mengatakan, kapal Filipina berlayar ke arah kapal penjaga pantai Beijing secara tidak profesional dan berbahaya, menyebabkan kedua kapal saling bertabrakan.

“Tanggung jawab sepenuhnya berada di pihak Filipina. Kami dengan tegas memperingatkan bahwa pihak Filipina harus segera menghentikan pelanggaran dan provokasi, jika tidak, pihak tersebut harus menanggung semua konsekuensinya,” kata Gan.

Bentrokan terbaru merupakan kedua kalinya terjadi di Sabina Shoal sejak Tiongkok dan Filipina mencapai kesepakatan sementara untuk mengelola ketegangan di Second Thomas Shoal bulan lalu.

Setelah insiden tersebut, Manila dan Beijing berjanji untuk memulihkan kepercayaan dan membangun kembali rasa percaya diri untuk mencegah sengketa maritim mereka berubah menjadi konflik terbuka.

Hal itu diikuti oleh pengaturan sementara yang memungkinkan Penjaga Pantai Tiongkok dan Angkatan Laut Filipina untuk memasok kembali garnisun Second Thomas Shoal.

Sejak saat itu, Filipina telah melaksanakan satu misi pasokan ulang tanpa insiden.

Namun, minggu lalu, kedua belah pihak mengonfirmasi bahwa terjadi tabrakan antara kedua kapal di perairan dekat Sabina Shoal, yang terletak sekitar 60 kilometer di sebelah timur Second Thomas Shoal dan hanya sekitar 140 kilometer barat laut dari pulau Palawan di Filipina.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA