Kunjungan ini menandai dimulainya kampanye Dokumen Abu Dhabi oleh para ketum organisasi lain dan pengurus organisasinya.
Para pimpinan ormas pemuda ini mengakui bahwa kunjungan ke Vatikan itu merupakan inisiatif mereka dan telah dikonsultasikan dengan para ketum organisasi pemuda lintas agama.
Sementara itu para ketum organisasi kepemudaan lintas iman sepakat bahwa kunjungan ini merupakan langkah awal yang bersejarah dengan dilandasi kesadaran bahwa pemuda Indonesia bergandengan tangan untuk mewujudkan perdamaian yang pertama di Indonesia dan kemudian ditindaklanjuti ke dunia.
Organisasi kepemudaan lintas ini sepakat memilih poin ketiga dari Dokumen Abu Dhabi sebagai fokus kampanye.
Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma menegaskan misi ini murni untuk merajut persaudaraan antar umat beragama, terlebih di Indonesia yang beragam.
"Sebagai umat Katolik dan Warga Indonesia, menegaskan keKatolikan dan Ke-Indonesiaan kami secara murni (100 persen) dan paralel. Perjalanan ke Vatikan ini saya anggap sebagai perjalanan misi persaudaraan sejati. Organisasi pemuda lintas iman, mempertegas dan memperkuat nilai nilai perdamaian dan toleransi yang diajarkan dan dicontohkan oleh Bapa Suci Paus dan Imam Al Azhar," kata Gusma.
"Ini simbol yang harus terus dirawat dan ditumbuhkembangkan di setiap nafas kehidupan oleh setiap insan,“ sambung Gusma.
Apalagai Ketua GP Ansor Addin Jauharuddin menyebut kunjungan ini telah direstui dan didukung oleh Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Bunyamin.
Tentu dalam misi kunjungan ini, sesuai dengan poin ketiga Dokumen Abu Dhabi yang berbunyi 'Keadilan berdasarkan belas kasihan adalah jalan yang perlu diikuti untuk mencapai hidup bermartabat yang menjadi hak setiap manusia'.
Sementara itu, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla mengungkapkan, upaya menegakan keadilan seiring dengan upaya membangun kesejahteraan sosial.
Dua hal ini juga sangat dibutuhkan oleh dunia global yang penuh gejolak, konflik sosial dan kemiskinan.
"Generasi muda di dunia, terlibat berpikir dan bekerja untuk menata semesta, menegakkan keadilan itu semua, membangun kemakmuran itu sesama," kata Dzul.
Sedangkan, Ketum Pemuda Hindu (Paradah) I Gede Ariawan mengungkapkan dalam Hindu ada ajaran Vasudhaiva Kutumbakam yang berarti "Dunia Adalah Satu Keluarga".
"Gagasan ungkapan tersebut masih relevan hingga saat ini karena menekankan perspektif global, mengutamakan kesejahteraan kolektif di atas kepentingan individu atau keluarga," kata I Gede.
Hal ini mendorong dirinya untuk memikirkan kesejahteraan orang lain, memupuk solidaritas dan tanggung jawab global, terutama dalam mengatasi isu-isu krusial seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, perdamaian, dan toleransi terhadap perbedaan. Hiduplah dengan Murah Hati.
Terakhir, Ketum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat menilai kunjungan organisasi kepemudaan Lintas Iman ke Vatikan adalah wujud dari komitmen pemuda Indonesia untuk merawat keberagaman dan menyuarakan perdamaian di tengah berbagai konflik yang sedang terjadi di berbagai negara.
"Gagasan mediator positif yang selama ini digencarkan organisasinya, GAMKI, terwujud dalam perjalanan ini. Bersolidaritas dengan saudara-saudara lintas iman menjadi bentuk pengejawantahan yang konkrit sesuai Dokumen Abu Dhabi. Harapan kami perjalanan iman ini akan terus berlanjut untuk merajut persaudaraan sesama serta mewujudkan keadilan dan perdamaian dunia," jelas Sahat.
Dalam kunjungan ini, rombongan didampingi oleh AM Putut Prabantoro dan Mayong Suryo Laksono dari Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI). Hadir pula dalam rombongan tersebut, Rm. Fadjar Tedjo Soekarno Pr, yang berasal dari Keuskupan Malang.
Dokumen Abu Dhabi sendiri berisi tentang persaudaraan umat manusia yang ditandatangani oleh dua tokoh besar dunia. Yakni Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmed At-Tayyeb dan Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019.
Setelah ke Vatikan, menurut Addin Jauharudin, rencananya, kunjungan akan dilanjutkan untuk menemui Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmed At-Tayyeb di Mesir. Addin juga menegaskan bahwa rombongan ini juga akan mengunjungi tokoh-tokoh agama dunia dan penerima nobel perdamaian. Terkait dengan itu, Addin akan mengajak tokoh-tokoh muda lintas agama sedunia bisa menjadi jembatan dan penggerak solidaritas kemanusiaan dan perdamaian global.
BERITA TERKAIT: