Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

1.500 ton Minyak Berserakan di Lepas Pantai Filipina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Jumat, 26 Juli 2024, 09:17 WIB
1.500 ton Minyak Berserakan di Lepas Pantai Filipina
Kapal tanker MT Terra Nova yang tenggelam di lepas pantai Filipina pada Kamis, 25 Juli 2024/The New Daily
rmol news logo Filipina tengah berpacu dengan waktu untuk mengatasi tumpahan minyak setelah kapal tanker MT Terra Nova yang membawa hampir 1.500 ton bahan bakar industri terbalik dan tenggelam di lepas pantai negara itu.
 
Juru bicara penjaga pantai Laksamana Muda Armando Balilo, khawatir bahwa tumpahan minyak yang sudah bercecer hingga beberapa kilometer dapat mencapai pantai di ibu kota Manila.

"Tumpahannya sangat besar, kami khawatir itu akan meluas," ungkapnnya, seperti dikutip dari BBC pada Jumat (26/7).

Kapal MT Terra Nova adalah salah satu dari dua kapal yang tenggelam di wilayah tersebut pada hari Kamis (25/7), dengan kapal kedua tenggelam di lepas pantai barat daya Taiwan.

Topan Gaemi menghantam Taiwan pada Rabu malam (24/7), menewaskan tiga orang saat bergerak melintasi pulau tersebut.

Filipina terhindar dari hantaman langsung Gaemi, tetapi badai tersebut mengintensifkan hujan monsun musiman, yang memicu banjir yang meluas di sebagian besar wilayah Metro Manila dan pinggirannya.

Menurut Laksamana Muda Balilo, kapal MT Terra Nova sedang menuju kota Iloilo di Filipina tengah ketika tenggelam, dengan 17 awak di dalamnya.

Satu orang tewas, tetapi 16 orang berhasil diselamatkan. Tetapi masih belum diketahui apakah cuaca buruk menjadi faktor penyebab kecelakaan kapal.

Penjaga pantai Filipina kini berpacu dengan waktu untuk menahan tumpahan minyak, yang jika semua minyak bocor, dapat menjadi yang terbesar dalam sejarah negara itu.

Namun, angin kencang dan gelombang laut yang besar menghambat upaya mereka.

Pando Hicap, ketua kelompok nelayan lokal Pamalakaya, mengatakan tumpahan itu mengkhawatirkan karena mata pencaharian nelayan bergantung pada perairan.

"Mereka tidak punya alternatif lain," kata dia.

Sementara itu, di utara Taiwan, kesembilan pelaut awalnya dilaporkan hilang setelah kapal kargo berbendera Tanzania mereka, Fu Shun, tenggelam.

Upaya pertama untuk menyelamatkan awak kapal terhambat oleh jarak pandang yang rendah dan angin kencang, tetapi pada Kamis malam (25/7), tiga orang berhasil diselamatkan.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA