Melalui akun Telegramnya, anggota biro politik Hamas Izzat Al-Rishq menegaskan bahwa kabar itu salah dan kantor mereka masih di Qatar.
“Tidak ada kebenaran atas apa yang dilaporkan Sky News Arabia, mengutip surat kabar The National, mengenai tuduhan bahwa Hamas berencana meninggalkan Qatar dan menuju ke Irak,” tulis Al-Rishq, seperti dimuat
Middle East Monitor pada Rabu (26/6).
Sky News melaporkan bahwa pemerintah Irak menyetujui pembukaan biro Hamas di Baghdad pada bulan Mei, dan Iran ditugaskan untuk melindungi para pemimpin dan kantor Hamas.
Dikatakan bahwa keputusan itu diambil untuk mengurangi tekanan dari Qatar dan AS sehingga terlihat fleksibilitas dalam negosiasi dengan Israel mengenai kesepakatan Gaza.
Negosiasi tidak langsung ini, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat, telah berlangsung selama berbulan-bulan tanpa adanya terobosan menuju perjanjian gencatan senjata.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa fase intens konflik hampir berakhir, seiring dengan meningkatnya pemboman Israel terhadap Gaza.
Tetapi Netanyahu menolak menghentikan serangan sampai tujuan Israel tercapai yakni memusnahkan Hamas.
BERITA TERKAIT: