Hal tersebut dikatakan pejabat senior Arab Saudi kepada
AFP pada Sabtu (22/6), yang juga menjadi komentar pertama yang dilontarkan pemerintah tersebut.
"Negara tidak gagal, tapi ada kesalahan penilaian di pihak masyarakat yang tidak menyadari risikonya," katanya.
Adapun per Jumat (21/6), jumlah korban jiwa di tanah suci itu tercatat mencapai 1.126 orang, di mana mayoritas berasal dari Mesir sebanyak 658 korban jiwa.
Pejabat senior itu mengatakan pemerintah Saudi telah mengkonfirmasi 577 kematian dalam dua hari tersibuk haji. Pertama, ketika jamaah berkumpul di padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. Kedua, ketika jemaah melempar jumrah di Mina pada Minggu.
"Ini terjadi di tengah kondisi cuaca buruk dan suhu yang sangat ekstrem," jelasnya.
Penyelenggaraan haji tahun ini pun jatuh pada musim panas yang suhunya sangat terik, mencapai 51,8 derajat Celcius.
Pemerintah Saudi mengatakan jumlah jemaah tahun ini mencapai 1,8 juta orang. Angka ini belum mencakup "jemaah ilegal" yang datang dengan visa pariwisata umum.
Menurutnya, jemaah haji yang tidak terdaftar tidak memiliki akses terhadap fasilitas yang disediakan Arab Saudi untuk membuat ibadah lebih nyaman, termasuk tenda ber-AC, sehingga membuat mereka merasakan cuaca panas.
BERITA TERKAIT: