Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengamat: Pilihan Indonesia untuk Abstain di KTT Perdamaian Ukraina Sudah Tepat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Selasa, 18 Juni 2024, 16:28 WIB
Pengamat: Pilihan Indonesia untuk Abstain di KTT Perdamaian Ukraina Sudah Tepat
Pengamat geopolitik sekaligus Direktur Eksekutif Global Future Institute, Hendrajit/Net
rmol news logo Keputusan Indonesia untuk abstain dalam voting komunike bersama KTT Perdamaian Ukraina di Swiss dinilai sudah tepat.

Hal itu disampaikan oleh pengamat geopolitik sekaligus Direktur Eksekutif Global Future Institute, Hendrajit kepada Kantor Berita Politik RMOL pada Selasa (18/6).

Menurut Hendrajit, posisi Indonesia yang abstain dalam pemungutan suara tersebut sejalan dengan komitmen bebas aktif yang dijalankan selama ini, terlebih jika RI masih berhasrat menjadi pemrakarsa perdamaian antara Rusia-Ukraina.

"Performance Indonesia yang berkomitmen pada Politik Bebas Aktif namun proaktif dalam mengupayakan peace resolution Rusia-Ukraina, saya kira ini keputusan yang tepat," jelasnya.

Selain itu, Hendrajit menilai keputusan itu mampu menjadi poin  positif di mata Rusia yang saat ini merasa terjepit di dunia internasional.

"Rusia akan memandang Indonesia acceptable jika satu saat dimungkinkan jadi mediator. pemrakarsa bersama beberapa negara mengusulkan proposal perdamaian," kata Hendrajit.

Melihat negara lain seperti India, Arab Saudi, Brazil, Uni Emirat Arab, Afrika Selatan yang juga abstain seperti Indonesia, Hendrajit mencermati ini sebagai bentuk kekuatan Global South.

"Justru kalau kita cermati, dari konfigurasi negara-negara yang abstain termasuk Indonesia, ini malah semacam konsolidasi kekuatan negara-negara Global South," ujarnya.

Dengan kesamaan posisi tersebut, Hendrajit menilai Indonesia mampu menggunakan momentum itu untuk memainkan peran strategis sebagai moderator dan memperkuat aliansi non-Barat.

"Sikap abstain kita selain poin bagus buat memainkan peran strategis sebagai mediator, Indonesia semakin bagus momentumnya untuk  semakin solid membangun aliansi south-south baik lewat BRICS, SCO, maupun organ organ alternatif lainnya di luar skema Washington Consensus," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA