Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Indonesia Abstain terhadap Hasil KTT Perdamaian Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Senin, 17 Juni 2024, 16:01 WIB
Indonesia Abstain terhadap Hasil KTT Perdamaian Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara pada Pleno KTT Perdamaian Ukraina di Burgenstock, Swiss pada Sabtu, 15 Juni 2024/Net
rmol news logo Gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Ukraina di Swiss berhasil menyepakati deklarasi bersama pada Minggu (16/6).

Presiden Swiss Viola Amherd mengatakan bahwa komunike bersama itu pada akhirnya berhasil disepakati dengan dukungan 80 negara dan empat organisasi.

Sebanyak 16 negara dan organisasi, termasuk Indonesia, Libya, Arab Saudi, Thailand, India, Meksiko, Afrika Selatan, Brasil, dan Uni Emirat Arab memilih abstain.

"Meski berbeda pandangan, kami telah menetapkan visi tersebut dalam Komunike Burgenstock," kata Amherd, seperti dimuat Anadolu Ajansi.

Menurut Amherd, deklarasi tersebut mengirimkan sinyal yang jelas kepada rakyat Ukraina dan semua pihak yang terkena dampak langsung akibat perang.

"Sebagian besar komunitas internasional mempunyai keinginan untuk membawa perubahan," kata dia.

Lebih lanjut, Amher mengatakan deklarasi akhir dalam KTT perdamaian Ukraina akan menjadi kerangka kerja dan diskusi lebih lanjut menuju akhir konflik.

Terdapat tiga isu utama yang dikemukakan dalam deklarasi tersebut. Pertama, setiap penggunaan energi nuklir dan instalasi nuklir harus aman, terlindungi, dan ramah lingkungan.

Kedua, ketahanan pangan tidak boleh dipersenjatai dengan cara apa pun. Serangan terhadap kapal dagang di pelabuhan dan di sepanjang rute, serta terhadap pelabuhan sipil dan infrastruktur pelabuhan sipil, tidak dapat diterima, katanya.

Ketiga, semua tawanan perang harus dibebaskan melalui pertukaran penuh. Semua anak-anak Ukraina yang dideportasi dan dipindahkan secara tidak sah, serta semua warga sipil Ukraina lainnya yang ditahan secara tidak sah, harus dikembalikan ke Ukraina.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA