Di Parlemen Eropa, partai Open VLD De Croo juga berkinerja buruk, hanya meraih 5,8 suara suara. Sementara Partai sayap kanan Vlaams Belang dan partai nasionalis Flemish N-VA bersaing ketat, masing-masing dengan 14,8 persen dan 14,2 persen.
De Croo tampak sangat emosional ketika tersiar kabar tentang kinerja buruk partainya, dan dia kemudian mengakui kekalahan dan bertanggung jawab atas kekalahan tersebut.
“Ini adalah malam yang sangat sulit bagi kami. Kami telah kalah dalam pemilu ini. Mulai besok, saya akan mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan akan sepenuhnya berkonsentrasi pada urusan saat ini,” ujar De Croo, seperti dimuat
Toronto Star. Dia mengaku akan tetap menjabat sebagai pengurus sampai penggantinya diputuskan.
Sementara itu, Pemimpin Partai National Flemish Alliance (N-VA) Bart De Wever memuji keberhasilan partainya dalam pemilu.
“Teman-teman, kami telah memenangkan pemilu ini, dan akui saja: Anda tidak mengharapkan hal itu. Jajak pendapatnya buruk, komentar-komentar di media sangat buruk, tapi Anda tidak pernah menyerah,” katanya.
Begitu pula dengan Tom Van Grieken, pemimpin Vlaams Belang, yang mengatakan kepada anggota partainya bahwa gerakan kemerdekaan Flemish memiliki peluang bersejarah untuk bersatu dan mewujudkan ambisinya pada masa jabatan parlemen berikutnya.
“Sepertinya, untuk pertama kalinya dalam sejarah Flanders, mayoritas nasionalis Flemish dimungkinkan di parlemen Flemish," tegasnya.
Warga Eropa di 27 negara memberikan suara mereka dalam pemilu yang akan berdampak luas di seluruh Uni Eropa dan negara-negara lain.
Selama empat hari hingga akhir Minggu (9/6), sekitar 373 juta pemilih berhak memilih mulai dari Finlandia di utara hingga Siprus di selatan, Irlandia di barat hingga Bulgaria di timur.
Sementara itu, Warga Belgia tidak hanya memberikan suara dalam pemilu Eropa pada hari Minggu (9/6), tetapi juga dalam pemilu nasional dan regional.
Pemilihan ini sangat penting karena akan menentukan arah Uni Eropa dalam lima tahun ke depan, terkait perubahan iklim dan migrasi, integrasi yang lebih besar, atau peningkatan nasionalisme.
Hasil pemilu Uni Eropa juga menentukan siapa yang akan menjadi presiden Komisi Eropa.
BERITA TERKAIT: