Ribuan warga Israel menggelar unjuk rasa di alun-alun pusat Tel Aviv untuk mendesak pemerintah agar menerima gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera yang digariskan oleh Biden.
Mengutip
AFP pada Minggu (2/5), para pengunjuk rasa berkerumun membawa bendera Israel dan Amerika Serikat, tidak lupa spanduk-spanduk yang bertuliskan desakan agar para sandera segera dibebaskan.
Salah satu pengunjuk rasa bernama Abigail Zur, berusia 34 tahun mengatakan bahwa proposal yang dikemukakan Biden memberikan mereka harapan.
"Biden adalah satu-satunya harapan kami," tegasnya.
Pengunjuk rasa mengaku khawatir bahwa PM Netanyahu akan menolak perjanjian tersebut.
“Biden lebih peduli terhadap sandera kami dibandingkan Netanyahu,” kata seorang pengunjuk rasa bernama Karen, 50 tahun.
"Netanyahu lebih mengkhawatirkan masa depan politiknya sendiri," kata demonstran lain, seperti Diti Kapuano, 46 tahun.
Para pengunjuk rasa terlihat membawa spanduk besar bertuliskan: “Biden, selamatkan mereka dari Netanyahu", "Kami percaya padamu, Biden!".
Pada Jumat (29/5), Presiden AS menawarkan peta jalan tiga tahap baru menuju gencatan senjata permanen, termasuk pembebasan sandera yang ditahan oleh militan Palestina di Jalur Gaza.
Netanyahu pada Sabtu (1/6) bersikeras mengatakan bahwa rencana yang dibuat oleh Biden tidak akan menghentikan upaya Israel untuk menghancurkan Hamas.
Sementara Hamas memandang positif rencana Biden dan bersedia menjalankannya jika Israel melakukan hal yang sama.
Dalam beberapa pekan terakhir, Netanyahu berada di bawah tekanan untuk mencapai kesepakatan guna menjamin pembebasan para sandera, namun putaran perundingan terakhir di Kairo bulan lalu gagal mencapai kemajuan.
Tekanan semakin meningkat setelah pasukan Israel mengambil tujuh jenazah sandera dari Jalur Gaza bulan lalu.
Netanyahu juga mendapat tekanan dari mitra koalisi sayap kanan yang mengancam akan menjatuhkan pemerintah jika perang berakhir tanpa kehancuran Hamas.
Perang Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengakibatkan kematian 1.189 orang, sebagian besar warga sipil.
Hamas juga menyandera 252 orang, 121 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 37 orang yang menurut tentara tewas.
Menurut kementerian kesehatan Gaza, serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 36.379 orang di Gaza, sebagian besar merupakan warga sipil rentan.
BERITA TERKAIT: