Mengutip
Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik 0,3 persen menjadi 84,49 Dolar AS (Rp1,36 juta) per barel.
Sementara kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS tercatat naik 0,4 persen menjadi 80,18 dolar AS (Rp1,29 juta) per barel.
Kenaikan harga minyak ini disebut mendapat topangan dari meningkatnya pertempuran di Jalur Gaza. Terutama, ketika tank-tank Israel maju ke jantung Kota Rafah.
Selain itu, pengamat juga mengatakan bahwa kenaikan harga minyak ini terjadi di tengah proyeksi para pedagang dan analis bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia (OPEC+), akan mempertahankan pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari dalam pertemuan pada pekan ini.
Selanjutnya, penguatan tersebut juga disinyalir terjadi imbas dari kenaikan konsumsi BBM di Amerika Serikat (AS) jelang Libur Memorial Day pada pekan depan.
"Data awal menunjukkan jumlah perjalanan liburan ke AS yang relatif tinggi dilakukan selama liburan Memorial Day, yang merupakan awal tradisional musim berkendara. Perjalanan udara juga meningkat. Itu membantu minyak," kata ahli strategi komoditas senior di ANZ Bank, Daniel Hynes.
Investor sampai saat ini masih menunggu data persediaan minyak mentah AS dari American Petroleum Institute yang akan dirilis hari ini untuk menentukan langkah selanjutnya.
BERITA TERKAIT: