Beijing bahkan melakukan pemanggilan terhadap Duta Besar Filipina untuk mengklarifikasi ucapan selamat tersebut.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyampaikan kekecewaan negaranya terhadap sikap Presiden Filipina, Ferdinand Marcos, dan menuntut pertanggung jawaban.
"Pihak China sangat tidak puas dan dengan tegas menentang pernyataan Marcos dan mendesak Manila untuk memberikan penjelasan yang bertanggung jawab," tegasnya, seperti dikutip dari
ANI News pada Sabtu (20/1).
Ning meminta Filipina untuk tidak bermain-main dengan masalah Taiwan dan berhenti memberikan pernyataan yang ambigu tentang posisi mereka terhadap kebijakan "One China Policy".
"Kami meminta pihak Filipina untuk tidak bermain-main dengan masalah Taiwan dan untuk segera menghentikan kata-kata dan perbuatan salah mereka mengenai masalah terkait Taiwan," tegasnya.
Awal pekan ini, Marcos menyampaikan ucapan selamat pada Lai Ching-te yang berhasil terpilih dalam pemilihan umum Taiwan yang digelar Sabtu lalu (13/1).
Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan bahwa pernyataan Marcos dilakukan untuk kepentingan bersama, di mana 200.000 pekerja dari negara itu tinggal di Taiwan.
"Ini adalah cara dia (Marcos) berterima kasih kepada Taiwan karena telah menjadi tuan rumah pekerja kami dan menyelenggarakan proses demokrasi yang sukses," bunyi laporan Kemlu Filipina.
Meski memberikan ucapan selamat, Kemlu Filipina menegaskan kembali bahwa negaranya tetap berpegang teguh pada prinsip "One China Policy".
BERITA TERKAIT: