Menurut Juru bicara Gedung Putih John Kirby, percakapan itu merupakan yang pertama dilakukan sejak sebulan terakhir dan fokus membahas tentang perang Israel di Jalur Gaza.
"Biden dan Netanyahu membahas upaya pembebasan sisa sandera Israel dan penurunan intensi militer guna memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk," jelas Kirby, seperti dimuat
Reuters.
Kirby menegaskan bahwa komunikasi lewat sambungan telepon sudah dijadwalkan Biden sejak lama dan tidak ada kaitannya dengan penolakan Netanyahu terhadap rencana pembentukan negara Palestina baru-baru ini.
Kendati demikian, kata Kirby, kedua presiden juga membahas perbedaan pendapat dalam menentukan nasib pemerintahan Palestina setelah perang Gaza.
"Presiden juga membahas solusi dua negara dengan jaminan keamanan Israel,” tambahnya.
Sementara itu, Biden yang baru menghadiri pertemuan Walikota AS mengatakan bahwa Netanyahu tidak sepenuhnya menentang solusi dua negara yang diajukan Washington.
"Saya pikir kita akan mampu menyelesaikan sesuatu. Saya pikir ada cara agar hal ini bisa berhasil,” ujarnya.
Satu hari sebelumnya, Netanyahu mengaku keberatan dengan pendapat Amerika Serikat yang menganggap bahwa pembentukan negara Palestina pascaperang merupakan jalan keluar untuk memastikan keamanan Israel.
“Israel harus memiliki kendali keamanan atas seluruh wilayah sebelah barat Sungai Yordan. Itu syarat yang perlu,” tegasnya.
Pekan ini, Israel melancarkan serangan baru yang besar di Khan Younis, Gaza Selatan yang disebut sebagai sarang utama militan Hamas.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 142 warga Palestina tewas dan 278 terluka di Gaza selama 24 jam terakhir, sehingga menambah jumlah korban tewas akibat perang selama lebih dari tiga bulan menjadi 24.762 orang.
BERITA TERKAIT: