Menurut keterangan yang diterima redaksi pada Kamis (18/1), rapat kerja itu diselenggarakan untuk merespons penurunan curah hujan signifikan di Maroko sementara permintaan pasokan air dari masyarakat tinggi.
Menteri Pengairan Nizar Baraka menyampaikan bahwa dari September 2023 hingga pertengahan Januari 2024, curah hujan turun hingga 70 persen dibanding periode sebelumnya.
"Selain itu, tingkat pengisian bendungan sebesar 23,2 persen dibandingkan 31,5 persen pada periode yang sama tahun lalu," ungkapnya.
Di hadapan Raja Mohammed, Baraka memaparkan rencana tanggap darurat yang akan dikembangkan oleh departemen terkait untuk mengatasi krisis air saat ini.
"Pemerintah akan menggelar rencana aksi darurat untuk memastikan pasokan air minum, khususnya di kota-kota, pusat-pusat, dan daerah-daerah yang kekurangan," jelasnya.
Tidak hanya itu, kata Baraka, pihaknya juga akan mempercepat proyek-proyek penting seperti cekungan Sebou, Bouregreg, dan Oum Rabia.
"Kemudian program instalasi desalinasi, program penggunaan kembali air limbah yang telah diolah, dan program konservasi air pada air minum dan jaringan irigasi," tambahnya.
Raja merespons dengan mendesak agar departemen dan organisasi terkait dapat meningkatkan upaya mereka dalam memastikan pasokan air minum di seluruh wilayah Kerajaan.
"Yang Mulia Raja, semoga Tuhan membantu-Nya, mendesak departemen dan organisasi terkait untuk melipatgandakan kewaspadaan," ungkap keterangan yang dikeluarkan kerajaan.
BERITA TERKAIT: