Begitu yang disampaikan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam sebuah pidato di Hari Natal pada Minggu (24/12).
Dia mengatakan bahwa Israel telah secara brutal membom Rumah Sakit Baptis Evangelis, Pusat Kebudayaan Ortodoks, Aula Gereja Ortodoks Yunani, dan Gereja Keluarga Kudus, serta masjid, sekolah, dan rumah sakit di Gaza.
"Serangan-serangan ini tidak membedakan antara seorang Muslim dan seorang Kristen,” ungkapnya, seperti dimuat kantor berita resmi Palestina,
Wafa.
Abbas mendesak agar peringatan Hari Natal menjadi momen untuk menghentikan perang dan agresi terhadap rakyat kami di Gaza dan seluruh wilayah Palestina yang diduduki.
Lebih lanjut, Abbas mengatakan bahwa serangan brutal Israel mengingatkannya pada tragedi Nakba di mana hampir 800.000 warga Palestina diusir secara paksa dari rumah dan tanah mereka pada tahun 1948.
Untuk itu, dia menekankan komitmen rakyat Palestina untuk terus berjuang mewujudkan cita-citanya menjadi negara bebas, mandiri, dan berdaulat penuh.
Komunitas Kristen di wilayah Palestina mengumumkan bahwa perayaan Natal, termasuk penyalaan pohon Natal, akan dibatalkan akibat perang di Gaza.
Serangan balasan Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza dengan setengah bangunan di wilayah itu hancur, dan hampir 2 juta orang mengungsi karena kekurangan makanan dan air bersih.
Menurut laporan otoritas kesehatan Gaza, serangan Israel dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 20.424 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 54.036 lainnya.
BERITA TERKAIT: