Begitu yang dikatakan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Sabtu (9/12) ketika mengecam tindakan AS tersebut.
"Presiden Abbas mengutuk penggunaan hak veto AS di Dewan Keamanan, dan menyebut sikap AS sebagai agresif dan tidak bermoral, sebuah pelanggaran terang-terangan terhadap semua nilai dan prinsip kemanusiaan," tulis
kantor berita Wafa.
Abbas kemudian meminta pertanggungjawaban AS atas pertumpahan darah anak-anak, wanita, dan orang tua Palestina di Gaza di tangan pasukan Israel. Lantaran ia menilai AS mendukung agresi brutal Israel terhadap rakyat Palestina.
"Palestina akan mengambil sikap tegas terhadap semua tindakan ini, dengan menegaskan bahwa kebijakan AS menjadikannya kaki tangan dalam kejahatan genosida, pembersihan etnis, dan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, dan Palestina. Yerusalem," lanjut
Wafa.
Pada Jumat (8/12), AS memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera untuk menghentikan pertumpahan darah di Jalur Gaza, karena jumlah korban tewas terus meningkat.
Resolusi tersebut disponsori bersama oleh hampir 100 negara anggota PBB, mendapat dukungan dari 13 anggota Dewan Keamanan. Inggris, yang juga merupakan anggota tetap Dewan Keamanan dengan hak veto, abstain.
Ini adalah kedua kalinya AS menggunakan hak vetonya untuk memblokir resolusi Dewan Keamanan mengenai Gaza.
Pertama terjadi pada bulan November ketika AS memveto resolusi yang diusulkan Brasil yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza.
Negara-negara Arab dan Islam mengkritik AS karena menggunakan hak vetonya terhadap resolusi tersebut.
Sejak 7 Oktober, tentara Israel telah melancarkan perang dahsyat di Jalur Gaza, menewaskan 17.700 orang, dengan 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, serta melukai 48.780 lainnya.
Sementara 1.200 orang meninggal di Israel dalam serangan yang dilakukan oleh Hamas, dengan 240 lainnya disandera.
BERITA TERKAIT: