Ovsyannikova merupakan jurnalis televisi yang mengasingkan diri di Prancis setelah melakukan protes besar-besaran untuk menentang perang Ukraina.
Direktur Jenderal Reporters Without Borders, Christophe Deloire mengaku telah menemui Ovsyannikova yang saat itu merasa tidak enak badan di luar apartemennya di Paris.
Di platform X, Deloire mengutarakan kecurigaan, bahwa mungkin Ovsyannikova telah sengaja diracuni.
Jurubicara kantor kejaksaan Paris mengatakan laporan tentang kondisi Ovsyannikova yang tiba-tiba jatuh sakit telah diterima, dan kasusnya telah dibuka.
"Kami telah membuka penyelidikan,” kata jurubicara itu, seperti dimuat
US News pada Jumat (13/10).
Pada Maret 2022, Ovsyannikova sempat menyela program berita malam utama Channel One Rusia dengan memasang plakat bertuliskan "Hentikan perang. Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong kepada Anda di sini."
Bulan ini, dia dijatuhi hukuman 8,5 tahun penjara secara
in-absentia karena aksi protes di tanggul sungai di seberang Kremlin.
Saat itu, Ovsyannikova mengangkat poster yang menyebut Presiden Vladimir Putin sebagai pembunuh dan tentaranya fasis.
Menurut pengacaranya, perempuan berusia 45 tahun itu telah meninggalkan Rusia bersama putranya sejak tahun lalu setelah melarikan diri dari tahanan rumah.
BERITA TERKAIT: