Inisiatif ini merupakan bagian dari agenda ambisius pemerintahan baru Thailand yang berkomitmen memulihkan ekonomi negara itu yang sempat terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19.
Seperti dikutip
EFE, pada Rabu (13/9), wisatawan asal China tercatat berjumlah sepertiga dari total 40 juta turis yang datang ke Thailand pada 2019. Namun, angka itu kemudian anjlok karena pandemi, dan tetap rendah meski pembatasan telah dicabut.
Selain membebaskan turis China dari visa, pemerintah Thailand juga berencana meningkatkan investasi dalam infrastruktur bandara untuk meningkatkan frekuensi penerbangan.
Peta jalan ekonomi ini diungkapkan oleh Perdana Menteri Srettha Thavisin setelah pertemuan pertamanya dengan kabinet baru, dan telah mendapat dukungan positif dari para pemimpin bisnis hingga pihak maskapai penerbangan di Thailand.
Presiden Asosiasi Maskapai Penerbangan Thailand, Puttipong Prasarttong-Osoth, menjadi salah satu yang menyambut baik inisiatif tersebut, dengan mengatakan pembebasan visa akan berdampak besar pada perekonomian negara.
"Pembebasan visa bagi wisatawan China akan sangat membantu sektor penerbangan dan pariwisata," ujarnya, seraya mengusulkan pemerintah untuk menerapkan kebijakannya sebelum 1 Oktober, saat musim pariwisata dimulai.
Thailand, yang sangat bergantung pada industri pariwisatanya ini telah mengalami penurunan tajam dalam jumlah wisatawan asing, dari hampir 40 juta pada 2019 menjadi hanya 6,7 juta pada 2020, dan bahkan lebih rendah lagi pada tahun berikutnya, yaitu hanya 428.000, yang telah menyebabkan kekacauan di sektor pariwisata.
Negara Asia Tenggara ini tengah mengandalkan kembalinya wisatawan China untuk mendongkrak kembali tingkat kunjungan wisatawan seperti sebelum pandemi.
BERITA TERKAIT: