Penangkapan ini terjadi berdasarkan hukum UU Rahasia Resmi negara terkait dugaan bocornya kabel diplomatik atau pesan rahasia yang memicu kontroversi dan ketegangan di dalam negeri.
Mengutip
Times of India pada Senin (21/8), Qureshi yang juga menjabat sebagai wakil ketua partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) ditangkap pada Sabtu (19/8) oleh petugas keamanan dan segera dibawa ke markas Badan Investigasi Federal (FIA), setelah ia menyerukan agar partainya diberi perlakuan adil dalam persiapan menjelang pemilihan umum mendatang.
Qureshi ditangkap karena melanggar kerahasiaan telegram resmi negara yang dikirim oleh Kedutaan Pakistan di Amerika Serikat saat ia masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Sementara pihak Imran Khan dan partai PTI mengklaim bahwa bocornya kabel diplomatik tersebut adalah bagian dari "konspirasi asing" yang bertujuan untuk menggulingkan Khan dari posisinya sebagai Perdana Menteri pada April tahun lalu.
Dalam pernyataannya kepada media, Qureshi yang hadir di pengadilan pada Minggu menegaskan bahwa ia tidak pernah membagikan dokumen rahasia kepada pihak yang tidak berwenang dan menolak klaim bahwa ada kode rahasia Pakistan yang dibocorkan.
"Saya belum pernah membagikan dokumen semacam itu dengan orang yang tidak terkait. Ini adalah kasus bermotivasi politik," katanya kepada media.
Peristiwa ini terjadi hanya dua hari setelah FIA juga menetapkan Imran Khan sebagai tersangka dalam kasus yang sama berdasarkan Undang-Undang Rahasia Resmi tahun 1923.
Sumber dari
Geo News juga melaporkan bahwa tokoh senior PTI lainnya, Asad Umar, telah ditangkap terkait kasus bocornya kabel diplomatik tersebut.
BERITA TERKAIT: