Insiden tersebut terjadi pada Jumat sore (18/8) waktu setempat. Orang-orang bersenjata dilaporkan menargetkan desa Yarou, dekat kota Bandiagara.
“Itu benar-benar pembantaian, orang-orang bersenjata masuk ke desa dan menembaki orang. Jumlah korban sangat banyak antara 20 hingga 30 tewas dan luka-luka,” kata seorang sumber, seperti dimuat
Al Arabiya.
Sumber lain menyebut jumlah korban tewas mencapai 21 orang, termasuk perempuan. Sementara 11 orang lainnya terluka.
Hingga saat ini tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Sejak pemberontakan separatis Tuareg pada 2012, Mali menghadapi pemberontakan yang kerap dikaitkan dengan kelompok teror Al Qaeda dan ISIS di bagian utara.
Namun kelompok militan itu terus menyebar ke wilayah lain, bahkan negara-negara tetangga dan membunuh ribuan orang.
Situasi keamanan yang terus memburuk membuat Mali terjerembab dalam kudeta militer pada Agustus 2020, yang memicu krisis sampai saat ini.
BERITA TERKAIT: