Kedatangan badai tersebut telah memicu peringatan cuaca yang dikeluarkan untuk seluruh wilayah Korea Selatan, yang telah memaksa lebih dari 330 penerbangan dibatalkan, serta 10 ribu orang mengungsi.
Mengutip
TRT World pada Kamis (10/8), Topan Khanun telah menghasilkan curah hujan yang sangat tinggi, mencapai 60 mm per jam di daerah pantai timur Korea, dengan kecepatan angin maksimum mencapai 90 kilometer per jam di beberapa bagian Provinsi Gyeongsang dan Pulau Jeju.
Akibat kekuatan badai yang kuat itu, Kementerian Pendidikan Korea Selatan juga telah meliburkan ratusan sekolah di negaranya, dan mengganti pembelajaran dengan jarak jauh.
"Lebih dari 1.500 sekolah telah menyesuaikan jadwal mereka atau ditutup karena badai, dengan 877 sekolah beralih ke pembelajaran jarak jauh," kata kementerian tersebut.
Seluruh arahan tersebut dikerahkan karena Seoul sendiri masih belum pulih sepenuhnya akibat dampak banjir dan tanah longsor yang terjadi akibat hujan monsun bulan lalu, yang menewaskan lebih dari 40 orang, termasuk 14 lainnya yang terjebak dalam terowongan yang tergenang banjir.
Sementara itu, negara tetangga Seoul, Korea Utara saat ini juga telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi Topan Khanun, yang diperkirakan akan melintasi Pyongyang.
BERITA TERKAIT: