Berbicara dalam sebuah wawancara yang dikutip
African News pada Kamis (10/8), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Anthony Blinken mengaku tidak percaya jika Wagner adalah salah satu dalang di balik penggulingan Presiden Niger, Mohamed Bazoum dari jabatannya.
"Saya pikir apa yang terjadi di Niger, tidak diatur oleh Rusia atau Wagner," ujarnya.
Tetapi, menurut Blinken, Wagner tetap mengambil keuntungan dari kudeta yang sudah berlangsung selama lebih dari sepekan.
"Sejauh ini mereka memanfaatkannya. Ini bisa kita lihat dari apa yang terjadi di negara Afrika lain yang pernah dikudeta, seperti Mali misalnya," jelas Blinken.
Blinken menilai, ke manapun Wagner pergi, baik di Mali, Afrika Tengah maupun saat ini ada kemungkinan pindah ke Niger, mereka hanya akan membawa hal-hal buruk yang menyengsarakan rakyat.
"Ke mana pun Wagner pergi, kematian, kehancuran, dan eksploitasi pasti bersama mereka," tegasnya.
Selain mengabdi untuk Rusia, tentara bayaran Wagner juga menawarkan jasa mereka kepada negara-negara Afrika.
Di Mali dan Afrika Tengah, Wagner menawarkan pelatihan militer bahkan nasihat hukum untuk menulis ulang undang-undang pertambangan atau Konstitusi.
Sebagai gantinya, Wagner akan mendapat bayaran melalui penguasaan aset sumber daya tambang emas dan mineral lainnya di wilayah tersebut.
Pernyataan Blinken dikeluarkan setelah beredar laporan yang menyebut junta militer Niger meminta bantuan Wagner untuk menghadapi kemungkinan intervensi militer blok regional Afrika Barat, ECOWAS.
Permintaan itu muncul ketika pemimpin kudeta militer Niger, Jenderal Salifou Mody, melakukan kunjungan ke Mali baru-baru ini.
BERITA TERKAIT: