Mengutip
Nine News pada Sabtu (29/7), cacing yang belum diketahui asal spesiesnya itu ditemukan dalam keadaan tidak aktif yang dikenal sebagai cryptobiosis, 40 meter di bawah permukaan di permafrost Siberia.
Ilmuwan yang melakukan penelitian terhadap cacing tersebut di antaranya, Profesor Emeritus Teymuras Kurzchalia, Profesor Emeritus di Max Planck Institute of Molecular Cell Biology and Genetics di Dresden.
Profesor Kurzchalia mengatakan, cacing dalam keadaan kriptobiotik dapat bertahan tanpa air atau oksigen sama sekali dan tahan terhadap suhu tinggi, serta kondisi beku atau sangat asin.
"Mereka tetap dalam keadaan antara mati dan hidup, di mana tingkat metabolisme mereka menurun ke tingkat yang tidak terdeteksi," jelas Kurzchalia.
Menurut Kurzchalia seseorang dapat menghentikan kehidupan dan kemudian memulainya dari awal.
"Ini adalah temuan besar, cacing yang pernah hidup saat mammoth berbulu, harimau bertaring tajam, dan rusa raksasa masih berkeliaran di Bumi, bisa kembali hidup," ungkapnya.
Setelah cacing dicairkan, para ilmuwan menggunakan analisis radiokarbon dari bahan tanaman dalam sampel untuk menetapkan bahwa endapan tersebut belum dicairkan sejak antara 45.839 dan 47.769 tahun yang lalu.
Akhirnya, analisis genetik yang dilakukan oleh para ilmuwan di Dresden dan Cologne menunjukkan bahwa cacing ini milik spesies baru, yang oleh para peneliti diberi nama Panagrolaimus kolymaenis.
Para peneliti juga menemukan bahwa P. kolymaenis berbagi dengan C. elegans, organisme lain yang sering digunakan dalam studi ilmiah "perangkat molekuler" yang memungkinkannya bertahan hidup dari kriptobiosis.
Kedua organisme menghasilkan gula yang disebut trehalosa, yang memungkinkan mereka bertahan dari pembekuan dan dehidrasi.
Lima tahun lalu, para ilmuwan dari Institute of Physicochemical and Biological Problems in Soil Science di Rusia menemukan dua spesies cacing gelang di permafrost Siberia.
Salah satu peneliti, Anastasia Shatilovich, menghidupkan kembali dua cacing di institut tersebut dengan hanya menghidrasinya kembali dengan air, sebelum membawa sekitar 100 cacing ke laboratorium di Jerman untuk analisis lebih lanjut.
BERITA TERKAIT: