Dalam pernyataan resmi, tentara Sudan mengungkapkan bahwa pesawat yang jatuh itu diduga mengalami kegagalan teknis.
“Sebuah pesawat sipil Antonov hari ini jatuh di Bandara Port Sudan sebagai akibat dari kegagalan teknis, yang menyebabkan kematian sembilan orang, termasuk empat personel militer. Sementara seorang anak selamat dari kecelakaan itu,” bunyi pernyataan tersebut, seperti yang dimuat
Al Jazeera, Senin (24/7).
Peristiwa ini terjadi pada Minggu, tepat 100 hari setelah pecahnya pertempuran di Sudan pada 15 April antara tentara dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di ibu kota Khartoum dan negara bagian di Sudan bagian barat.
Port Sudan, yang terletak di negara bagian Laut Merah, telah berada di bawah kendali tentara Sudan sejak dimulainya konflik.
Bandara tersebut menjadi satu-satunya bandara yang masih beroperasi di negara itu, sehingga kota itu menjadi titik transit penting bagi bantuan asing yang sangat dibutuhkan.
Kecelakaan pesawat terbaru telah menambah duka cita bagi masyarakat dan keluarga korban, yang juga telah meningkatkan keprihatinan internasional terhadap situasi di wilayah tersebut.
Perang yang berkecamuk di negara itu diperkirakan telah menewaskan 3.000 orang di seluruh Sudan, dengan angka yang dikhawatirkan akan terus meningkat karena perang masih terus berlangsung sampai saat ini.
BERITA TERKAIT: