Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen menjelang pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di India pada Minggu (16/7).
Yellen mengatakan, kunjungannya ke Beijing pada pekan lalu telah menempatkan hubungan AS dan China pada pihakan yang lebih pasti. Dua kekuatan ekonomi dunia itu juga siap bekerja sama untuk mencapai kepentingan bersama.
"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Tapi saya yakin perjalanan ini merupakan awal yang penting. Saya sangat ingin membangun di atas dasar yang kami letakkan di Beijing untuk memobilisasi tindakan lebih lanjut," ujarnya, seperti dikutip
Reuters.
Yellen berkomitmen akan terus mendorong pertemuan G20 mendatang untuk membahas restrukturisasi utang yang tertunda.
Secara khusus, ia menyoroti restrukturisasi utang Zambia dengan China. Meski membutuhkan waktu yang lama untuk bernegosiasi, ia menyebut perbedaan dapat diatasi.
“Kita harus menerapkan prinsip-prinsip umum yang kita sepakati dalam kasus Zambia dalam kasus lain, daripada memulai dari nol setiap waktu. Dan kita harus bergerak lebih cepat,” kata Yellen.
Selain Zambia, Yellen berharap restrukturisasi utang untuk Sri Lanka dan Ghana juga dapat diselesaikan dengan cepat sehingga Dana Moneter Internasional (IMF) dapat melanjutkan tinjauan program pinjaman awal musim gugur ini.
BERITA TERKAIT: