Disaksikan secara langsung oleh pemimpin Kim Jong Un, uji coba Hwasong-18 bertujuan untuk menegaskan kredibilitas teknis dan keandalan operasional sistem senjata Pyongyang.
Dikutip dari
KCNA pada Kamis (13/7), Kim menyebut uji coba ini merupakan bagian dari upaya Korea Utara untuk meningkatkan pertahanan diri terhadap bencana perang nuklir, serta tindakan bermusuhan dari Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.
"Serangkaian serangan militer yang lebih kuat akan diluncurkan sampai imperialis AS dan boneka pengkhianat Korea Selatan mengakui kekalahan memalukan mereka atas kebijakan bermusuhan mereka yang tidak berguna terhadap RRDK (Republik Rakyat Demokratik Korea)," tulis
KCNA.
Sementara itu,
Yonhap mencatat, uji coba ini merupakan peluncuran ICBM solid-propelan kedua Korea Utara setelah yang pertama pada 13 April.
Militer Korea Selatan mengatakan rudal balistik jarak jauh, yang ditembakkan dari sudut tinggi dari daerah Pyongyang, menempuh jarak sekitar 1.000 km sebelum jatuh ke Laut Timur.
Korea Utara mengatakan ICBM terbang sejauh 1.001,2 kilometer selama 4.491 detik pada ketinggian maksimum 6.648,4 km, sebelum secara akurat mendarat di area yang telah ditentukan sebelumnya di dalam air.
BERITA TERKAIT: