Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui menyebut pengiriman senjata AS itu sebagai tindakan yang sangat berbahaya.
"AS membuat pilihan yang sangat berbahaya dengan menawarkan senjata mematikan tersebut ke Ukraina," tegasnya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea pada Selasa (11/7).
Choe mendesak AS untuk menghentikan rencana tersebut. Jika tidak, sifat Washington sebagai perusak perdamaian semakin jelas terlihat.
"Sekali lagi AS mengungkap warna aslinya sebagai perusak perdamaian," ujarnya.
Munisi tandan menjadi senjata yang mematikan karena saat meledak, bom cluster menyebarkan puluhan bom kecil di area seluas beberapa lapangan sepak bola.
Menurut laporan Monitor Munisi Tandan yang diterbitkan tahun lalu, Korea Utara sendiri saat ini memproduksi munisi tandan, bersama dengan negara-negara termasuk China, Rusia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Tetapi Pyongyang tidak menandatangani Konvensi Munisi Tandan, yang melarang penggunaan dan penimbunan senjata.
Pekan lalu, AS mengumumkan bahwa mereka akan memberikan amunisi yang dilarang tersebut ke Ukraina untuk serangan balasan terhadap pasukan Rusia.
BERITA TERKAIT: