Rutte, yang merupakan pemimpin terlama di Belanda yang telah menguasai empat pemerintahan koalisi sejak 2010, mengatakan akan mundur setelah hancurnya koalisi akibat perselisihan mengenai isu migrasi.
Meski begitu, Rutte akan memimpin pemerintahan sementara hingga pemilu cepat yang dijadwalkan pada November mendatang.
“Saya ingin mengatakan sesuatu yang pribadi. Ada spekulasi selama beberapa hari terakhir tentang apa yang memotivasi saya. Satu-satunya jawaban adalah Belanda,” kata Rutte kepada parlemen, seperti dikutip
AFP.
Selain memutuskan untuk mengundurkan diri, Rutte juga mengumumkan pensiun dari dunia politik.
“Kemarin pagi, saya mengambil keputusan bahwa saya tidak lagi cocok menjadi ketua baru daftar VVD (partai kanan-tengahnya). Ketika pemerintahan baru dilantik setelah pemilu, saya akan berhenti berpolitik," tambahnya.
Keputusan itu mengejutkan karena Rutte dalam konferensi pers pada Jumat (7/7) ia mengatakan memiliki "energi" untuk mencari masa jabatan kelima.
Rutte merupakan pemimpin terlama kedua di Eropa, setelah Viktor Orban di Hongaria. Ia telah lama dijuluki "perdana menteri telfon" karena berhasil tidak melekatkan skandal politik pada citranya.
BERITA TERKAIT: