Kritikan itu dilontarkan usai Albanese menerima surat penangkapan warga negara Australia, Kevin Yam dan penduduk tetap Australia, Ted Hui dari pihak berwenang Hong Kong.
Dalam sebuah wawancara dengan
ABC yang dikutip pada Rabu (5/7), Albanese menyatakan bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan yang dijunjung tinggi oleh Australia.
"Saya sangat kecewa dengan tindakan ini. Kami telah berusaha menjalin kerja sama dengan China di berbagai hal, namun kami tidak dapat setuju ketika prinsip-prinsip dasar yang kami anut terancam. Tindakan ini tidak konsisten dengan nilai-nilai yang kami pegang," kata Albanese.
Albanese juga telah mengecam penahanan jurnalis Australia, Cheng Lei, yang telah berada dalam tahanan tanpa proses hukum yang adil sejak Maret tahun lalu atas tuduhan keamanan nasional.
Albanese menyatakan bahwa Australia menghormati kebebasan pers dan bahwa penahanan Cheng Lei adalah pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia.
Baru-baru ini, Kepala Eksekutif Hong Kong, John Lee mengumumkan bahwa delapan aktivis pro-demokrasi yang saat ini berdomisili di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia akan dikejar hukuman seumur hidup atas tuduhan pelanggaran keamanan nasional.
Tindakan tersebut lantas menuai kecaman karena dianggap telah membuka pintu bagi penindasan yang lebih luas terhadap pembela demokrasi.
Dalam menghadapi tindakan otoritas yang mengancam aktivis pro-demokrasi di luar negeri, pemerintah Australia sendiri telah berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara mitra untuk dapat menekan agar hak asasi manusia dan demokrasi tetap dijunjung tinggi di Hong Kong.
BERITA TERKAIT: