Melalui rekaman audio yang dirilis
Al Arabiya pada Senin (26/6), Dagalo mengatakan pihaknya akan menghentikan aksi militer selama dua hari pada 27 hingga 28 Juni, untuk menghormati perayaan Iduladha.
"Gencatan senjata akan efektif pada Selasa dan Rabu," kata Dagalo.
Di hari yang sama, tentara Sudan mengonfirmasi bahwa RSF telah merebut pangkalan utama brigade polisi di ibukota Khartoum.
Sebuah rekaman menunjukkan pasukan RSF mengeluarkan kotak amunisi dari pangkalan tersebut. RSF juga mengklaim telah mengambil alih lusinan kendaraan lapis baja dan truk pikap dari markas militer penting di Sudan.
Pertempuran sengit antara tentara Sudan dan RSF telah berlangsung sejak pertengahan April lalu. Betrokan bersenjata itu dipicu oleh perebutan kekuasaan antara panglima militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakilnya, Dagalo.
Beberapa gencatan senjata yang dimediasi oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat telah disepakati, namun berulang kali dilanggar oleh kedua belah pihak.
Menurut data PBB, hingga kini lebih dari 2.000 orang telah kehilangan nyawa akibat pertempuran militer Sudan. Lebih dari 2,5 juta orang mengungsi denga sekitar 600 ribu di antaranya menyeberang ke negara tetangga, seperti Mesir, Ethiopia dan Chad.
BERITA TERKAIT: