Hal itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari
The Defense Post pada Selasa (27/6).
Menurut paparan Lavrov, pekerjaan Wagner sebagai pelatih pasukan Mali akan tetap dilanjutkan dan upaya kudeta yang dilakukan Bos mereka, Yevgeny Prigozhin tidak akan mengubah apa pun.
"Anggota Wagner bekerja di sana sebagai instruktur. Pekerjaan ini, tentu saja, akan berlanjut," kata Lavrov.
Lebih lanjut Lavrov mengatakan bahwa Eropa dan Prancis telah meninggalkan Mali, sehingga sudah menjadi tugas Wagner menggantikan fungsi mereka sebagai pelatih militer sekaligus penjaga keamanan Afrika.
Barat menuduh Rusia menggunakan Wagner untuk mempromosikan pengaruhnya di luar negeri.
Kelompok paramiliter yang terkenal di Rusia itu juga diduga telah menyiksa dan mengeksploitasi sumber daya alam di tempat mereka bertugas.
Pada Sabtu (24/6), Wagner berupaya melakukan aksi pemberontakan kepada Presiden Vladimir Putin di wilayah Rusia Selatan. Namun kudeta itu tidak berlangsung lama, karena kedua belah pihak sepakat menempuh jalan damai.
Bos Wagner bersedia diasingkan ke Belarusia, sementara Kremlin sepakat untuk tidak menuntut atau bahkan menjatuhkan hukuman apa pun pada Prigozhin.
BERITA TERKAIT: