Menurut Hipkins, Xi bukanlah seorang diktator karena rakyat China masih memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk pemerintah mereka.
“Jika mereka ingin mengubah sistem pemerintahan mereka, maka itu akan menjadi urusan mereka," ungkapnya kepada seorang reporter ketika ditanya tentang pernyataan Biden, seperti dimuat
NBC News pada Kamis (22/6).
Pernyataan Hipkins diungkapkan menjelang kunjungannya ke China pada 25 hingga 30 Juni mendatang. Di sana, ia akan akan bertemu Presiden Xi, Perdana Menteri Li Qiang, dan ketua komite tetap Kongres Rakyat Nasional, Zhao Leji.
Komentar kontroversial yang dilontarkan Biden tentang Xi telah mengundang kecaman keras dari pemerintah Beijing.
Dalam dalam sebuah pernyataan pada Rabu (21/6), jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning menyindir balik Biden karena berani mengklasifikasikan Xi sebagai penguasa diktator.
"Pernyataan dari pihak AS sangat konyol dan tidak bertanggung jawab, mereka secara serius melanggar fakta dasar, protokol diplomatik dan martabat politik China," ungkapnya selama konferensi pers.
Biden mengatakan Xi marah atas insiden penembakan balon mata-mata China Februari lalu karena ketidaktahuannya sebagai pemimpin diktator.
BERITA TERKAIT: