Mengutip
KCNA pada Senin (19/6), para pejabat Partai Pekerja Korea (WPK) dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kim Jong Un telah mengadakan rapat pleno ke-8 selama tiga hari (16-18 Juni) untuk membahas tentang kegagalan tersebut.
Hadir pertemuan tersebut, anggota presidium Politbiro Komite Sentral WPK, anggota dan anggota pengganti Politbiro Komite Sentral WPK serta Anggota dan Anggota Pengganti Komite Sentral WPK.
Selama pertemuan, para petinggi melontarkan kritik pedas kepada seluruh pejabat dan ilmuwan yang terlibat dalam peluncuran satelit bulan lalu.
"Mereka yang bertanggung jawab dalam peluncuran didesak untuk mempelajari penyebab kegagalan secepatnya," bunyi laporan tersebut.
KCNA juga menyebut Korea Utara akan meluncurkan satelit untuk kedua kalinya, meskipun tidak disebutkan secara pasti kapan mereka akan memulai peluncuran kembali.
Kendati demikian, agen mata-mata Korea Selatan memperkirakan bahwa Pyongyang membutuhkan waktu lebih dari beberapa minggu untuk mengidentifikasi penyebab kegagalan pertama.
Belum jelas juga apakah ilmuwan dan pejabat yang gagal dalam peluncuran pertama itu telah dipecat atau masih ditugaskan dalam percobaan peluncuran kedua nanti.
Tetapi Presiden Kim Jong Un dikenal telah memperlakukan para ilmuwan dan teknisi dengan baik selama proses pengembangan senjata nuklir canggih mereka.
Satelit mata-mata adalah salah satu dari beberapa aset militer berteknologi tinggi yang secara terbuka dijanjikan Kim untuk mengatasi konfrontasi AS dan Korea Selatan.
Sistem senjata lain yang ingin dimiliki Kim adalah rudal multi-hulu ledak, kapal selam nuklir, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, dan rudal hipersonik.
Sejak awal tahun 2022, Korea Utara telah melakukan lebih dari 100 uji coba rudal, beberapa di antaranya terkait dengan pengembangan satelit mata-mata dan senjata ampuh lainnya.
BERITA TERKAIT: