Menurut Nguesso, Afrika tidak bisa tinggal diam dan harus mengambil tindakan untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama lebih dari 15 bulan.
"Kita semua menderita akibat perang ini. Inflasi meningkat di mana-mana, dan kami percaya bahwa Afrika tidak bisa tinggal diam atau acuh tak acuh menghadapi tragedi seperti itu," tegasnya saat berkunjung ke Pantai Gading, seperti dikutip dari
African News pada Senin (12/6).
Pernyataan itu dikeluarkan menyusul kekhawatiran bahwa Rusia benar-benar keluar dari kesepakatan ekspor biji-bijian dan pupuk Ukraina.
Selain Presiden Nguesso, beberapa kepala negara Afrika lainnya juga dijadwalkan pergi ke Ukraina dan Rusia untuk menyampaikan pesan perdamaian dalam beberapa hari ke depan.
Tuan rumah, Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara memuji peran Kongo sebagai salah satu mediator.
Menurut Ouattara, kapasitas Kongo sebagai penengah tidak perlu diragukan lagi. Negara itu pernah berhasil mendamaikan mantan Presiden Pantai Gading, Henri Konan Bédié, Laurent Gbagbo dan dirinya sendiri.
BERITA TERKAIT: